Rabu, 08 April 2009

Asuransi dan Masa Depan

Kesadaran berasuransi masyarakat Indonesia belum merata. Insurance Days membawa misi meningkatkan kesadaran berasuransi di Indonesia. Benarkah tidak ada asuransi untuk masyarakat kelas bawah?

PENTINGNYA pendidikan, kesehatan, dan masa pensiun menggerakkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk berasuransi. Hal ini dibuktikan melalui riset SOLAR yang dilakukan Sun Life Financial. Hasil riset tersebut menyatakan, asuransi pendidikan, pensiun, dan kesehatan menjadi produk yang paling populer di Indonesia. Penyebabnya tentu saja keinginan masyarakat akan terwujudnya rasa aman dalam kehidupan jangka panjang yang mereka lalui.

Pendidikan, misalnya. Orang tua, kini, makin menyadari perlunya mempersiapkan dana pendidikan sejak dini. Hasil riset menyatakan, 61% responden merencanakan menyekolahkan anak mereka di sekolah swasta, sementara 58% ke luar negeri. Dari jumlah tersebut, 70% lebih tertarik pada asuransi pendidikan.

Tidak jauh berbeda dengan pendidikan, 60% lebih masyarakat Indonesia sudah mempunyai gambaran yang jelas tentang kapan mereka akan pensiun. Riset SOLAR pun mendapati, 80% responden mengaku telah menyisihkan sebagian uangnya secara teratur untuk masa pensiun mereka.

Dari sisi kesehatan, secara menggembirakan, asuransi telah ditempatkan sebagai sumber dana utama dalam menutup biaya kesehatan setelah tabungan. Riset SOLAR mencatat, 64% responden mengungkapkan bahwa mereka mempercayakan perlindungannya pada asuransi. Riset ini memperlihatkan tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia untuk memastikan masa depan serta kesiapan finansial mereka. Dan, mereka menggunakan asuransi sebagai pilihan utama dalam meraihnya,

Sayang, tingginya kesadaran berasuransi masyarakat seperti itu mungkin baru dapat ditemui di Jakarta. Sementara, di luar Jakarta, kesadaran berasuransi masyarakatnya sepertinya masih rendah.

“Untuk di luar Jakarta, jangankan menengah ke bawah, yang menengah ke atas saja kesadaran berasuransinya masih kurang. Tidak usah jauh-jauh, bandingkan antara Jakarta dan Surabaya saja, rasionya masih sangat jomplang,” ujar Boyke Lukman, Wakil Ketua Asosiasi Broker Asuransi dan Reasuransi Indonesia (ABAI), yang tahun ini dipercaya menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Insurance Day 2008.

Benarkah asuransi hanya untuk masyarakat menengah ke atas? Boyke tidak setuju dengan anggapan seperti itu. Namun, dia mengakui bahwa memberikan pemahaman kepada masyarakat kelas menengah ke atas memang lebih mudah dibandingkan dengan kelas bawah. Masyarakat kelas bawah masih menganggap asuransi sebagai kebutuhan ke sekian.

Menurut Boyke, saat ini, selain Jamsostek, Askes, dan Askeskin, asuransi masih menjadi kebutuhan nomor sekian bagi masyarakat bawah. Padahal, lanjutnya, selain kesehatan, perlindungan untuk harta benda maupun usaha sangat diperlukan dalam menghadapi risiko yang tidak terduga.

“Bila Anda merokok Rp8.000 sehari, lalu dikalikan sebulan menjadi Rp240.000. Sementara, untuk meng-cover rumah atau kendaraan senilai Rp100 juta-Rp200 juta misalnya, premi per tahunnya hanya sekitar Rp200.000,” tambahnya.

Rendahnya kesadaran masyarakat inilah yang kemudian menggerakkan hati para pelaku di industri perasuransian untuk terus melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai asuransi. Secara umum, edukasi kerap dilakukan pihak asuransi, baik melalui seminar, workshop, maupun melibatkan agen. Agen yang dulunya bertugas menjual, kini, perannya telah diperluas menjadi penasihat keuangan (financial advisor) bagi nasabahnya.

Bentuk sosialisasi secara informal pun terus dilakukan pihak asuransi. Medio Oktober nanti, insan perasuransian akan menggelar hajat besar, yaitu Insurance Day. Pesan utama (key message) yang ingin disampaikan melalui acara tersebut adalah menjadikan asuransi sebagai mitra pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Melalui asuransi, masyarakat diharapkan tidak lagi bergantung pada nasib, tapi mampu mempersiapkan diri menghadapi masa depannya.

Salah satu agenda wajib dalam Insurance Day adalah sosialisasi asuransi kepada pelajar dan mahasiswa melalui “Insurance Go to Campus”. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran berasuransi sejak dini. Sementara, kegiatan lain, berupa peluncuran iklan layanan masyarakat, dimaksudkan agar pesan ini dapat lebih menjangkau semua kalangan masyarakat hingga lapis bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar